07 Februari 2024 Risa Trihastuti
Jakarta – Pengalaman dan pengetahuan serta jejak yang telah dilalui oleh rekan-rekan BPK yang telah menuntaskan jenjang pendidikan S2 dan S3 sangatlah berguna ketika proses menempuh pendidikan ini dibagi, karena tidak ada ilmu pengetahuan yang bisa dipegang sendiri. Demikian diantaranya yang disampaikan oleh Kepala Biro Humas dan KSI Bapak Yudi Ramdan Budiman dalam sambutannya pada kegiatan Sosialisasi Program Study Buddy yang digelar pada Selasa (6/2). Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting dengan menghadirkan empat orang narasumber yang akan menjadi “buddy” dalam program ini, serta dukungan dari Perpustakaan BPK sebagai fasilitator.
Study Buddy adalah pendekatan kolaboratif dan inklusif yang membantu individu dhi. pegawai yang sedang menjalankan studi akademik atau kegiatan riset untuk memulai, menjalani, dan meraih kesuksesan melalui dukungan dan kerja sama dengan rekan-rekan mereka. Perpustakaan BPK mengambil peran untuk memfasilitasi program ini karena sejalan dengan visi Perpustakaan BPK sebagai pusat rujukan dan pembelajaran serta riset tata kelola dan akuntabilitas keuangan negara. Perpustakaan sendiri berusaha untuk menyediakan akses informasi dan pengetahuan, termasuk koleksi-koleksi tercetak dan digital yang dimiliki sehingga kehadiran Perpustakaan menjadi nilai tambah dalam proses pembelajaran dan kerja di BPK.
Hadir sebagai narasumber pertama yaitu Windawaty Saurmauli Pangaribuan, yang merupakan Ph.D di bidang Bussiness dari Royal Melbourne Instute of Technology (RMIT) Australia. Beliau menyampaikan topik terkait “Understanding what S2 and S3 are”. Aspek bahasan yang disampaikan berupa: (a) Human development index and human capital development plan in BPK; dan (b) Knowledge gap and contribution to the field.
Narasumber kedua yaitu Lukman Hadi Dwi Purnomo, yang merupakan Ph.D di bidang Computer and Information Science dari University of South Australia. Topik yang disampaikan adalah “Understanding the possible impacts of postgraduation study to personal and professional life (plus and min)”. Beberapa poin yang disampaikan: (a) Competency development; (b) Personal/family benefit; (c) International networking; serta (d) Career development.
Narasumber ketiga adalah Dr. Arie Purwanto, yang merupakan PhD di bidang Open Government Data dari University of TU Delft Belanda. Topik yang dipaparkan yaitu Knowledge gap and contribution to the field. Rincian pembahasannya adalah (a) Menentukan topik awal dan mendefinisikan knowledge gap; (b) Mengembangkan proposal awal; (c) Mengidentifikasi supervisor potensial; (d) Mengontak calon supervisor; (e) Wawancara dengan calon supervisor; serta (f) LoA.
Narasumber keempat yaitu Hendri Syukri, yang merupakan PhD di bidang Philosophy dari University of Canberra, Australia. Topik yang disampaikan adalah “Finding and applying scholarship”. Poin penting yang disampaikan yaitu (a) Persyaratan administrative; (b) Surat dukungan (akademik – pekerjaan); serta (c) Standing out of the crowd: added value and idealis vs realistic.
Narasumber kelima adalah Dewi Kaniasari, Kepala Subbagian Perpustakaan BPK. Disampaikan bahwa tujuan Study Buddy yaitu membantu pegawai yang sedang melaksanakan program riset; mengembangkan kegiatan riset di lingkungan BPK; serta mensosialisasikan layanan dan koleksi Perpustakaan BPK dalam dukungan kegiatan riset di lingkungan BPK. Perpustakaan akan memberikan dukungan dengan menyediakan koleksi yang dibutuhkan maupun membantu penelusuran informasi. Selain itu, Perpustakaan akan memfasilitasi dengan menyediakan ruangan untuk berkegiatan serta mengagendakan acara/diskusi sesuai kebutuhan anggota.