26 Agustus 2022 Risa Trihastuti
Jakarta - Pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular telah menjadi perhatian banyak pihak di dunia, termasuk juga BPK sebagai lembaga pemeriksa di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Plh. Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Internasional, Fransiskus Heriyanto Harum saat membuka acara Diskusi “Strategi Mengubah Sampah Menjadi Lebih Bernilai”. Acara diselenggarakan oleh Subbagian Perpustakaan BPK RI melalui zoom meeting pada Kamis (25/8). “Diharapkan diskusi ini mampu memberikan inspirasi untuk menyelesaikan isu lingkungan, sosial, dan kesehatan melalui pengelolaan sampah karena kontribusi dalam pelestarian lingkungan dan penerapan ekonomi sirkular dapat dimulai dari diri masing-masing,” imbuh Frans.
Diskusi dimoderatori oleh Siti Munawaroh, Analis Kebijakan Madya pada Direktorat Perencanaan Strategis dan Manajemen Kinerja BPK. Narasumber pertama yaitu Gamal Albinsaid yang merupakan pendiri dan CEO Klinik Asuransi Sampah. Gamal menyampaikan setiap orang dapat berperan untuk menyelesaikan masalah sampah sesuai dengan define calling masing-masing. Sejalan dengan konsep masyarakat Jepang “Ikigai” yang meliputi empat hal, yaitu what you love, what you are good at, what you can be paid for dan what the world needs. Salah satu gerakan yang diinisiasi untuk mengatasi masalah sampah yang telah dilakukan yaitu dengan mendirikan Klinik Asuransi Sampah. “Tujuannya adalah untuk menghancurkan dinding penghalang antara kesehatan dengan masyarakat,” kata Gamal. Gerakan ini juga telah memperoleh penghargaan kehormatan HRH The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneurship First Winner Award 2014 dari Kerajaan Inggris.
Narasumber kedua yaitu I Dewa Ayu Agung Warmadewanthi sebagai Lektor Kepala, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). ITS sendiri memiliki program pengelolaan sampah, salah satunya melalui bank sampah dan telah menjadi penggerak program bank sampah di Surabaya. Dilihat dari tataran teknis, aspek dari pengelolaan sampat terdiri atas aspek teknis, aspek finansial, aspek kelembagaan, partisipasi masyarakat, aspek hukum serta aspek lingkungan. “Peran serta masyarakat (millennial) dalam mengelola sampah sangat diperlukan dan bagaimana menjaga sustainability ini adalah key factor. Budaya masyarakat Indonesia dan edukasi,” tutur Warma. Selain itu, ekonomi sirkular juga penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sumber daya yang digunakan secara holistik, sehingga mandiri dan berkelanjutan.
Narasumber ketiga Edward Ganda Hasiholan Simanjuntak. Beliau adalah Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan BPK. Edward menyampaikan bahwa sampah di Indonesia mempunyai potensi besar untuk dapat dikurangi dan dimanfaatkan. Hal ini sejalan dengan pasal 4 UU 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, bahwa pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Sedangkan peran BPK terkait sampah yaitu dapat meningkatkan nilai tambah sampah dengan memperhatikan integrase sampah dalam seluruh siklusnya (produksi – konsumsi – produksi – konsumsi - dst). “Audit sampah dapat mendorong meningkatkan nilai sampah yang berkelanjutan yang ramah lingkungan dan inovasi/kreatifitas dalam menambah nilai sampah dalam hal benchmarking – best practice,” imbuhnya.
Acara dilanjutkan dengan Sosialisasi Perpustakaan BPK RI oleh Kepala Subbagian Perpustakaan, Dewi Kaniasari. Disampaikan bahwa Perpustakaan juga berusaha turut berpatisipasi yaitu dengan penyediaan koleksi terkait pengelolaan sampah. Koleksi-koleksi tersebut dapat diakses melalui library.bpk.go.id pada modul panduan pustaka. "Tipe koleksi yang tersedia terdiri atas buku tercetak, kliping elektronik, artikel, buku elektronik dan jurnal elektronik,” ujarnya.
Informasi lebih lanjut terkait kegiatan ini dapat dilihat pada link https://library.bpk.go.id/event/detil/diskusi-%E2%80%9Cstrategi-mengubah-sampah-menjadi-lebih-bernilai%E2%80%9D