Membedah buku “Pemimpin yang ‘TUHAN’” karya Cak Nun

07 April 2021 Risa Trihastuti

Array

Membaca buku adalah salah satu asupan dan latihan terbaik untuk pikiran dan batin. Seperti pupuk yang baik akan menyuburkan tanaman, membaca buku-buku bermutu akan merangsang kreativitas dan menyuburkan daya intelektualitas. Membaca buku-buku bermutu juga berpotensi mengasah kepekaan dan memperkaya batin sebagai manusia. Demikian antara lain dikatakan Kepala Perwakilan BPK Provinsi Jawa Tengah Ayub Amali saat memberikan sambutan dan membuka acara bedah buku “Pemimpin yang “TUHAN’”, pada Selasa (06/04). “Semoga, bedah buku Pemimpin yang ‘Tuhan’ ini dapat mendidik kita semua untuk semakin gemar membaca, semakin mencintai ilmu, dan menjadi manusia yang lebih baik dari waktu ke waktu,” ujarnya.

Acara ini diselenggarakan oleh Perpustakaan Riset BPK RI bekerja sama dengan Perpustakaan BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah dan diikuti oleh 239 orang peserta. Bertindak sebagai moderator yaitu Kepala Subbagian Humas BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah, Siti Rahmawati Arifah. Digelar secara online melalui aplikasi zoom meeting, acara tersebut menghadirkan Muhammad Ainun Nadjib atau “Cak Nun” sebagai narasumber.

Cak Nun menyampaikan, judul yang diberikan adalah “Pemimpin yang “TUHAN’” karen sifat Tuhan yang mahalengkap. Manusia mengenal sifat Tuhan sejumlah 99 atau disebut asmaul khusna, walau sebenarnya sifat Allah SWT itu maha tidak terbatas pada itu saja. “Akar atau sifat utama Allah itu adalah Ar Rahman dan Ar Rahim. Begitu juga seorang pemimpin harus sayang kepada rakyatnya. Kelengkapan sifat-sifat Tuhan itu menjadi acuan bagi para pemimpin. Apa yang dinyatakan Tuhan juga menjadi acuan bagi kita, “ imbuhnya.

Hal tersebut diamini oleh Suko Widodo Dosen FISIP Universitas Airlangga selaku Pembahas. Suko mengatakan pemimpin harus punya moto ‘ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani’. Semboyan itu dapat diartikan sebagai: di depan seorang harus sebgai teladan, di tengah pemimpin sebagai ide dan di belakang pemimpin harus sebagai pendorong. “Menjadi pemimpin tidak ringan karena tanggungjawabnya yang berat. Selain itu, pemimpin tidak boleh salah serta harus punya solusi-solusi yang terbaik bagi rakyat,” sambungnya.

Acara bedah buku ini ditanyangkan secara live streaming youtube dan dapat diakses pada akun BPK RI Official dengan link https://www.youtube.com/watch?v=Gaao_AtO0mk&t=3070s.