nilah buku ketiga dari trilogi Cicero, setelah Imperium dan Conspirata. Pada suatu ketika, Cicero menggenggam nasib Julius Caesar di tangannya. Kini, Caesar menjadi jauh lebih berkuasa dan Cicero terpaksa melarikan diri dari Roma. Terpisah dari istri dan anak-anaknya, dengan kekayaan disita dan hidup selalu dirundung marabahaya, Cicero sadar dia telah mengorbankan kebebasannya karena menolak bergabung dengan kekuatan yang sedang merajalela. Ketika akhirnya kembali ke Roma, dia melakukannya dengan kepintaran dan keberanian luar biasa, dan selama kurun waktu singkat Cicero kembali menjadi senator paling berjaya. Namun, politik tak pernah statis, dan negarawan mana pun, meski cerdik dan cerdas, sulit mengatasi ambisi pihak lain yang tak terbendung.
Dictator menggambarkan masa paling menggemparkan dalam sejarah kemanusiaan: meliputi ontran-ontran menjelang keruntuhan Republik Romawi, juga memotret secara dekat pergolakan batin pria brilian yang tak lepas dari kekurangan. Cicero, orator besar itu, adalah pahlawan pada zamannya dan zaman kita.