Sesungguhnya, apa lagi yang tidak diambil perusahaan sawit dari hidup Tanjung?Tak cukup nyawa Umaknya dan kelangsungan keluarga mereka, masa depan Tanjung pun tampaknya akan berakhir sebagai buruh sawit, seperti halnya hampir seluruh orang di desa mereka. Tua, muda, bahkan kanak-kanak pun sudah melihat prospek hidup di kebun sawit.Maka, saat ajakan Jarot, kawannya sesama buruh, untuk mengacau di perkebunan muncul, Tanjung tak bisa tinggal diam. Sudah cukup ia dan kawan-kawannya dieksploitasi perusahaan sawit. Tak peduli hidup di tanah paling subur sekalipun, hidup akan selamanya sengsara jika terus-terusan ditindas, begitu pikir Tanjung