Eges adalah seorang anak gelandangan yang biasa berkeliaran di lampu-lampu merah Jakarta. Kehidupan lapangan yang keras dan liar membuat Eges punya keberanian ekstra, amun eges tetaplah seorang bocah bagi Ibu. Ibu melihat Eges seperti melihat kehidupan burung-burung kecil yang terbang bebas di udara. Mereka bebas datang dan pergi. Mematuk-matuk remah, melompat-lompat, becicuit, dan terbang lagi. Sayap mereka kecil. Kaki mereka kecil. Paruh mereka kecil. Suara mereka jarang terdengar, karena cicuitnya pun kecil.