Selain perilaku yang baik, cara berpikir menjadi bagian dari penilaian terhadap kualitas seseorang. Dewasa ini, cara baru berpikir yang sangat dihltuhkan adalah berpikir kritis. Cara berpikir ini bahkan menjadi kebutuhan mendasar dalam menghadapi situasi global yang sarat dengan kompleksitas dan perubahan yang begitu cepat di era digital ini. Dalam situasi demikian, seseorang yang mampu bertahan hidup adalah yang mampu memilah-milah mana yang baik atau tidak baik, di antara sekian kenyataan yang dihadapkan padanya. Sebaliknya, mereka yang tidak bersikap selektif akan hanyut di tengah perubahan dan menjadi objek di dalamnya. Dengan demikian, berpikir kritis merupakan kecakapan hidup yang membuat orang bisa mempertahankan eksistensinya secara langgeng di masa sekarang. Persoalannya adalah: Di mana letak esensi dari berpikir krtitis? Bagaimana mengembangkan pola pikir kritis di zaman sekarang? Hal-hal apa saja yang perlu diupayakan dalam menumbuh kembangkan berpikir kritis dalam diri kita? Standar standar apa pula yang bisa kita gunakan untuk mengenali tingkat berpikir kritis kita? Bagaimana kiat menunjukkan pola pikir kritis dalam membaca dan menuliskan ide-ide kita agar mudah dipahami oleh orang lain? Penulis yang sudah lebih dari dua puluh tahun mengajar di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta ini memberikan jawaban terhadap sejumlah pertanyaan tersebut secara gamblang dalam buku ini. Buku Berpikir Kritis: Kecakapan Hidup di Era Digital ini pantas dibaca oleh siapa pun terutama para akademisi, mahasiswa, dan mereka yang tidak mau tenggelam dalam arus perubahan yang serba cepat dan masif di era digital ini.