Halayudha berhasil mengubur Gendhuk Tri dalam satu liang bersama Naga Nareswara. Sementara Upasara Wulung berusaha menemukan ketentraman hati di rumah kediaman Pak Toikromo, penduduk desa yang begitu lugu ingin mengangkat Upasara sebagai menantu.
Justru pada saat itu muncul tokoh sakti mandraguna yang dikenal dengan nama Bik Suka Bintulu. Tongkat kurus kecilnya menyebarkan maut. Korbannya termasuk Pak Toikromo, seluruh penduduk, dan Galih Kaliki. Upasara bertekad menuntut balas.
Meskipun ia mengetahui bahwa pulihnya tenaga dalamnya berkat bantuan tokoh sakti yang wajahnya hancur itu, yang adalah guru Halayudha, juga guru Ugrawe!
Pemunculan Bik Suka Bintulu bersamaan dengan semua tokoh sakti di seluruh jaga karena undangan Eyang Sepuh. Pertemuan di Trowulan itu untuk menentukan siapa yang paling sakti, yang diadakan setiap lima puluh tahun sekali.
Apakah Upasara Wulung yang juga terkurung dalam kuburan bawah tanah bisa ikut serta dalam pertemuan di Trowulan yang diatur oleh Halayudha? Ataukah ia terseret bermain dengan dua putri kekasih abadi yang kini menjadi permaisuri?