Dalam pembangunan terkandung harapan akan perubahan ke arah yang lebih baik, terlepas dari apa yang dimaksud lebih baik itu. Namun, pembangunan bukanlah proses alamiah ibarat tumbuhnya anggrek di hutan. Ada sekumpulan orang dengan kepentingan berbeda-beda(bahkan juga bertentangan, yang disadari atau tidak, terlibat dalam prosesnya. Sekadar menyasar pertumbuhan demi kemakmuran material sama artinya mengabaikan fakta bahwa dalam konteks hubungandi antara pihak-pihak yang terlibat (dilibatkan), ada perbedaan derajat dalam hal kekuasaan atau akses terhadap sarana, bahan baku, dan hasil-hasil pembangunan. Artinya, pembangunan bukan urusan ekonomi belaka, melainkan juga urusan politik. Karena politik digerakkan oleh kepentingan-kepentingan berbeda yang dikondisikan oleh kedudukan dan peran sosial-ekonomi tertentu, tidak begitu mengherankan jika beragam pengertian tidak jarang saling bertentangan, bukan hanya tentang tujuan, tetapi juga arti pembangunan itu sendiri