Buku ini dengan berani mengambil titel Dinamika dan Rekonstruksi Kebijakan Publik di Era Otonomi Daerah, Perspektif Ekonomi, Politik, Sosial, dan Budaya. Sebagaimana judul dari sebuah buku, ia berada pada posisi menyatakan atau mempernyatakan sesuatu (hal). Ia bisa juga menempatkan dirinya pada tendensi menanyakan atau mempertanyakan, dalam konteks afirmasi ataupun negasi. Demikian buku ini, memberanikan hadir dengan hasrat menggebu-gebu ditimpali idealisme tinggi, mengangkat tema yang barangkali terlalu bombastis Dinamika dan Rekonstruksi Kebijakan Publik di Era Otonomi Daerah. Karenanya, boleh jadi kontennya belum mampu menangkap apalagi menjawab ekspektasi para pembaca