Tapi mungkin sekarang sudah terlambat untuk mengakui semuanya, karena sebentar lagi ia akan menikah, dan membangun hidup baru dengan laki-laki pilihannya," ucap Ben diakhiri senyum lirihnya. Nun tertegun sesaat dan membiarkan matanya mengembun. Napasnya tidak teratur, namun ia berusaha mencari kekuatan di dasar hatinya, untuk dapat menyahuti kata-kata Ben dari balik punggungnya, "Seorang teman lama pernah berkata, jika cinta pertamamu bukanlah jodohmu, maka lupakan cinta pertama itu, lalu carilah jodohmu. In sya Allah dengan cara itu, bisa membuatmu menemukan kebahagiaan." Nun tersenyum, kemudian bergegas pergi. Ia tak ingin Ben melihat isak yang ditahannya berubah menjadi air mata. Ben menatap Nun yang semakin jauh. Jauh dari pandangannya, pun dari hatinya kini. Nun mendaras doa sepanjang langkahnya. Menguatkan sendiri hatinya, saat ia sadari kalau Tuhan mempertemukannya kembali dengan cinta lamanya, hanya untuk mengucapkan selamat tinggal yang sesungguhnya.