Di satu sore, seorang perempuan bangkit dari kuburannya setelah dua puluh satu tahun kematian. Kebangkitannya menguak kutukan dan tragedi keluarga, yang terentang sejak akhir masa kolonial. Perpaduan antara epik keluarga yang dibalut romans, kisah hantu, kekejaman politik, mitologi, dan petualangan. Dari kekasih yang lenyap ditelan kabut hingga seorang ibu yang menginginkan bayi buruk rupa. “Perihal berbagai gaya dan bentuk yang diaduk jadi satu ini, Cantik itu Luka memang sebuah penataan berbagai capaian sastra yang pernah ada. Seluruh referensi yang ada dalam bagasi penulisnya, hadir bercampur aduk membentuk mozaik konstruksi linguistik yang dinamis.†– Alex Supartono, Kompas
“An arresting portrait of Indonesia’s struggle for nationhood, delights in obscenity: no topic is spared from its bloodthirsty brand of satire.†– Gillian Terzis, The New Yorker